Senin 14 Nov 2011 16:39 WIB

Terima Kasih, Darwati

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Didi Purwadi
Atlet putri jalan cepat Indonesia Darwati memacu kecepatan pada nomor final 20kilometer jalan cepat putri SEA Games XXVI di kompleks Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (13/11).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Atlet putri jalan cepat Indonesia Darwati memacu kecepatan pada nomor final 20kilometer jalan cepat putri SEA Games XXVI di kompleks Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (13/11).

REPUBLIKA.CO.ID,PALEMBANG - Usia yang sudah berkepala empat, tak membuat Darwati kehilangan asa untuk memberikan prestasi di dunia atletik. Meski gagal meraih posisi tertinggi di SEA Games XXVI, ia masih bisa menyumbang medali perunggu di nomor spesialisasinya: jalan cepat 20 kilometer.

"Mungkin ini jadi SEA Games terakhir saya," ujar Darmawati.

Sejak tahun 1989, atlet asal Blora ini sudah sekitar delapan kali mengikuti kejuaraan olahraga se-Asia Tenggara itu. Terakhir di Laos, ibu satu anak itu berhasil menyumbangkan medali perak untuk Indonesia. Di SEA Games kali ini, ia bisa menyelesaikan lintas dengan catatan waktu 1,46 jam 04 detik.

Darwati memang tidak bisa memberikan hasil terbaik, tapi usahanya masih kuat untuk memberikan persaingan di kejuaraan ini.

Di usianya yang memasuki 38 tahun, ia masih bisa bersaing dengan atlet muda Vietnam, Nguyen Thi Thanh Phuc (21 tahun), yang berhasil meraih emas dengan raihan 1,43 jam 22 detik. Begitu pula dengan atlet Myanmar, Tun Khay Khing Myo (23), yang mendapat medali perak dengan catatan waktu 1,45 jam 19 detik.

Turun bertanding di Jalan Amri Yahya, Jakabaring, Darmawati kemarin sempat memimpin hingga lap kelima dari sepuluh lap. Namun, strategi yang mencoba diterapkannya untuk menunggu lawan justru tidak bisa ia gunakan. Menurutnya, saat itu malah lawan yang berbalik menggunakan cara yang sama. "Malah saling tunggu sehingga saya tidak bisa mengontrol lawan," ujar atlet kelahiran 6 Desember 1973 itu.

Gantung Sepatu

Kini, masanya untuk Darwati meninggalkan pentas SEA Games. Tapi, itu tak berarti dirinya berpaling dari dunia atletik. Dia akan membantu suaminya, Hisyam Alwaini, melatih atlet-atlet muda mengasah kemampuannya di nomor jalan cepat.

Hingga saat ini, sudah ada lima atlet putri yang dilatihnya di daerah Tumpang, Malang. "Mereka masih kelas satu SMA," ujarnya.

Regenerasi atlet nomor jalan cepat 20 kilometer memang menjadi perhatian Darmawati. Menurut ibu berkerudung ini, perputaran atlet nomor jalan cepat masih terkesan lamban.

Kehilangan Darwati seharusnya bisa ditutup oleh kehadiran generasi baru yang berusia muda. Sayangnya, masih jarang atlet yang mengambil nomor jalan cepat.

Kelelahan masih tampak di wajah Darwati. Medali perunggu masih ia kalungkan sebagai hasil usahanya di SEA Games kali ini.

Matanya masih berbinar mengingat ini mungkin akan menjadi SEA Games yang terakhir baginya. Ia pun berterima kasih atas semua pihak yang telah memberikan dukungan, meski ia tak mencapai hasil terbaik.

"Terima kasih, mohon maaf untuk semuanya," ujar dia. Terima kasih, Darmawati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement