Rabu 16 Nov 2011 22:48 WIB

Angga tak Mau Berlama lama Jadi Atlet

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Didi Purwadi
Sejumlah atlet sepatu roda putera berlomba di kelas 10 ribu meter putra SEA Games XXVI di Arena Sepatu Roda, Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Senin(14/11).
Foto: Antara/Basrul Haq
Sejumlah atlet sepatu roda putera berlomba di kelas 10 ribu meter putra SEA Games XXVI di Arena Sepatu Roda, Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Senin(14/11).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Bagi Erlangga Ardianza Wibowo, sepatu roda bak sebuah benda ajaib. Tak hanya bisa dimainkan sebagai hobi, benda ini juga menjadi sarana bagi Erlangga dalam menuai prestasi hingga bisa mengibarkan bendera Merah Putih di kancah internasional. Erlangga sukses mempersembahkan medali emas cabang olahraga sepatu roda nomor 10.000 meter SEA Games 2011.

Mahasiswa Teknik Industri Universitas Diponegoro yang akrab disapa Angga ini dulu sempat mencoba bermacam-macam olahraga. "Dulu (ketika kecil) karena saya aktif, dicariin olahraga sama orang tua," ujar dia kepada Republika melalui telepon, Rabu (16/11).

Sempat ia mencoba olahraga badminton. Namun sayang, untuk sampai ke tingkat kecamatan saja ia merasa ngos-ngosan. Pernah juga ia mencoba wushu. Namun, pilihan Erlangga akhirnya jatuh pada sepatu roda.

Alumni SMA Taruna Nusantara ini sudah terbiasa dengan aktvitas yang padat. Jadi walaupun sering mengikuti berbagai macam turnamen, prestasi akademiknya tetap bagus. Terakhir, IP nya di atas 3,1. Segera setelah perhelatan SEA Games 2011 selesai, ia ingin melanjutkan kembali kuliahnya.

"Kemarin ambil cuti selama dua semester karena bergabung di pelatnas," kata dia.

Ia menargetkan bulan Januari tahun depan bisa kembali lagi ke kampus. Walaupun sudah mempersembahkan emas SEA Games, ia mengaku tak ingin berlama-lama menjadi atlet.

Angga tidak memungkiri masih ingin berkutat di bidang olahraga. Tapi, dia ingin menjadi 'orang di belakang layar'. "Mungkin mendukung dari segi birokrasi atau jadi pengusaha. Tapi, balik lagi masih di bidang olah raga," katanya.

Ia mencontohkan ingin menjadi seperti Ivana Lie yang menjadi staf khusus Menpora. Menurutnya, Ivana Lie bisa berjuang untuk olahraga melalui pemerintahan meskipun tidak menjadi atlet atau pelatih.

“Kalau saya bisa di pemerintahan, saya bisa memperjuangkan rekan-rekan saya dan setidaknya banyak tahu permasalahan yang dihadapi oleh para atlet,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement